Mission to Dili - part 1
Ini menjadi kedua kalinya gw ke Dili, Timor Leste, tapi kali ini gw akan stay lumayan lama selama 2 minggu tepatnya *buat kerja bukan liburan lho* dari 20 June-02 July 2010. Tapi gw gak sendirian ko, gw bersama 4 pasukan, 2 dari Malang yang satu dari Jepang, satu dari Philippines. RAME, banget! Early morning flight from Jakarta to Denpasar at 5 o’clock and only one flight per day from Denpasar to Dili using Merpati.
Pertama kali kesini gw lupa posting kan? Jadi gw akan bahas semuanya disini, airportnya bernama “Aeroporto Internacional Presidente Nicolau Lobato” disini kita bisa lihat bahasa yang digunakan berbau-bau latin bukan? Lebih tepatnya Portugis. Nicolau Lobato sendiri adalah Perdana Menteri pertama Timor Leste.( gw ga tau kenapa di airport sini ditulisnya presidente)
Pas turun kita musti ngurus VOA selama 30 hari sebesar $30, Wuiih jangan kaget di Dili mata uang yang digunain yaitu USD lho, hebat yaks! Antrian panjang selalu gw temui, soalnya loket VOA yang ada cuma 2, dan 3 loket pemeriksaan imigrasi yang dibuka tetap tidak mengurangi antrian yang panjang itu. Berhubung hanya ada 2 airlines yang melayani perjalanan ke Dili, yaitu Merpati (setiap hari) dan Silk Air (selasa dan sabtu) jadi yang ngantri juga cuma dari pesawat yang kita naikin doank..haha, ati2 pas klo bawa koper yang besar banget pasti ngelewatin pemeriksaan yang lumayan agak ribet!
Pertama nyentuh bumi ranah Dili, cuaca yang sangat panas dan gersang menyambutku dengan cerahnya. Tidak terlalu jauh perjalanan dari airport ke kota Dili, jika anda menggunakan taxi maka untuk ke kota harus merogoh kocek $12-20. Padahal klo elo udah sampe kota dan naik taxi, paling cuma $1-2 buat keliling kota. Soalnya supir taxi menganggap klo orang yang pergi dari ataupun ke airport adalah orang kaya, jadi harga taxi juga dinaikin (anehnya!). klo untuk ke tempat di sekitar kota Dili saja, don’t expect to use argometer ok! If you want to take a taxi, just said you wanna go to “where?” and ask directly “how much?” if more than $1-2, mending loe cari taxi lain.
Kotanya sangat bersih, banyak bangunan yang masih dalam proses pembangunan, dan jangan kaget klo banyak mobil-mobil putih besar seperti Ford, Pajero, Turbo,dll yang bertuliskan UN. Yeaah,masih banyak negara2 yang menaruh investasi ataupun membantu Dili, seperti Australia, Portugal, Brazil, maupun Philippines. Tentara Australia pun banyak yang bersileweran di kota Dili, malah gw jarang banget ngeliat polisi Timor Leste, selain di gedung-gedung pemerintahan. Tidak ada polisi lalu lintas disini, mungkin karena kotanya juga kecil dan klopun macet palingan karena lampu merah doank :-p *emangnya jakartaa..huhuhu*
Waktu pertama kali gw ke Dili, gw stay di Villa Verde, tapi kali ini gw memilih stay di Hotel Audian, dan lebih suka stay disini soalnya dengan harga $45 (single room) klo yang double $50 saja, udah dapat free laundry, breakfast plus lengkap sama cable TV, walaupun tv channelnya sedikit cuma at least bisa nonton HBO, National Geographic Channel, Star Movies, beserta tv-tv lokal Indonesia.
Pertama kali kesini gw lupa posting kan? Jadi gw akan bahas semuanya disini, airportnya bernama “Aeroporto Internacional Presidente Nicolau Lobato” disini kita bisa lihat bahasa yang digunakan berbau-bau latin bukan? Lebih tepatnya Portugis. Nicolau Lobato sendiri adalah Perdana Menteri pertama Timor Leste.( gw ga tau kenapa di airport sini ditulisnya presidente)
Pas turun kita musti ngurus VOA selama 30 hari sebesar $30, Wuiih jangan kaget di Dili mata uang yang digunain yaitu USD lho, hebat yaks! Antrian panjang selalu gw temui, soalnya loket VOA yang ada cuma 2, dan 3 loket pemeriksaan imigrasi yang dibuka tetap tidak mengurangi antrian yang panjang itu. Berhubung hanya ada 2 airlines yang melayani perjalanan ke Dili, yaitu Merpati (setiap hari) dan Silk Air (selasa dan sabtu) jadi yang ngantri juga cuma dari pesawat yang kita naikin doank..haha, ati2 pas klo bawa koper yang besar banget pasti ngelewatin pemeriksaan yang lumayan agak ribet!
Pertama nyentuh bumi ranah Dili, cuaca yang sangat panas dan gersang menyambutku dengan cerahnya. Tidak terlalu jauh perjalanan dari airport ke kota Dili, jika anda menggunakan taxi maka untuk ke kota harus merogoh kocek $12-20. Padahal klo elo udah sampe kota dan naik taxi, paling cuma $1-2 buat keliling kota. Soalnya supir taxi menganggap klo orang yang pergi dari ataupun ke airport adalah orang kaya, jadi harga taxi juga dinaikin (anehnya!). klo untuk ke tempat di sekitar kota Dili saja, don’t expect to use argometer ok! If you want to take a taxi, just said you wanna go to “where?” and ask directly “how much?” if more than $1-2, mending loe cari taxi lain.
Kotanya sangat bersih, banyak bangunan yang masih dalam proses pembangunan, dan jangan kaget klo banyak mobil-mobil putih besar seperti Ford, Pajero, Turbo,dll yang bertuliskan UN. Yeaah,masih banyak negara2 yang menaruh investasi ataupun membantu Dili, seperti Australia, Portugal, Brazil, maupun Philippines. Tentara Australia pun banyak yang bersileweran di kota Dili, malah gw jarang banget ngeliat polisi Timor Leste, selain di gedung-gedung pemerintahan. Tidak ada polisi lalu lintas disini, mungkin karena kotanya juga kecil dan klopun macet palingan karena lampu merah doank :-p *emangnya jakartaa..huhuhu*
Waktu pertama kali gw ke Dili, gw stay di Villa Verde, tapi kali ini gw memilih stay di Hotel Audian, dan lebih suka stay disini soalnya dengan harga $45 (single room) klo yang double $50 saja, udah dapat free laundry, breakfast plus lengkap sama cable TV, walaupun tv channelnya sedikit cuma at least bisa nonton HBO, National Geographic Channel, Star Movies, beserta tv-tv lokal Indonesia.
maaannnnnnnnaaaaaaaaa ini?
ReplyDelete